Sejarah Penggunaan Kain Tenun Ulos Masyarakat Batak
Sejarah Penggunaan Kain Tenun Ulos Masyarakat Batak
Penamaan
Kain Tenun Masyarakat Batak memiliki sebutannya masing- masing. Salah satu
sub-etnis Batak yaitu Batak Toba, penamaannya adalah Ulos. Banyak daerah yang
mengenal Kain Tenun Masyarakat Batak dengan sebutan Ulos. Bila ditinjau dari
waktu dan tempat pemakainnya, sejak dahulu kala pemakain Ulos memiliki beragam
manfaat dari dulu hingga sekarang.
Awal
kemunculan Kain Kain Tenun Masyarakat Batak sama di setiap sub- etnis Batak.
Masyarakat Batak hidup di kondisi geografis dataran tinggi ketika masih
menggunakan dedaunan, serat batang pohon dan lainnya untuk penutup tubuh.
Masyarakat batak dahulu yang hidupnya sudah mulai menetap (tidak lagi nomadem)
sudah mulai bercocok tanam di daerah dataran tinggi. Mereka juga harus hidup
berhadapan dengan cuaca dan suhu dataran tinggi yang dingin.
Masyarakat
Batak dahulu membutuhkan sumber panas untuk bertahan hidup di pedataran tinggi.
Zaman dahulu sumber panas adalah matahari di siang hari dan api di malam hari.
Namun matahari dan api tidak sepenuhnya dapat melindungi dar suhu dingin yang
mencekam. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan mengola hal-hal sekitar,
terciptalah lembaran kain. Lembaran kain ini memberi rasa hangat yang cukup baik dalam melwan rasa dingin.
Lembaran kain ini memberi hangat tidak
hanya di siang hari dan di malam hari, serta berkembang karena kegunaan
dan fungsinya melawan hawa dingin.
Baca Juga :
- Ulos Batak - Ulos Gobar Silahisabungan
- Ulos Batak - Ulos Polang - Polang
- Ulos Batak - Ulos Si Gara Topi
Dalam
periode awal lembaran kain yang disebut ulos ini muncul, fungsinya sudah mulai
beragam. Kain ulos di waktu dahulu kemunculannya berfungsi secara umum sebagai
penghangat tubuh. Ulos digunakan sehari-hari di rumah, di ladang, dan di segala
masa dimana saja sebagai pakaian oleh orang-orang Masyarakat Batak. Laki-laki
memakai ulos untuk membungkus bagian atas kepala. Bagian ini disebut
hande-hande atau detar (ikat kepala atau penutup kepala). Untuk menutupi
bagaian bawah, mulai pinggang sampai kaki disebut singkot atau lopes. Perempuan
memakain ulos sebagai abit atau kain sebatas dada hingga kaki. Pada bagian
bawah mulai dari punggung lembaran kain yang dipakai disebut hoba-hoba, bila di
sandang disebut selendang, dan lembaran kain untuk menutup bagian kepala wanita
disebut saong.
Ulos
adalah sebutan untuk tenunan yang dianggap bermakna, yang mewarisi arti yang
selalu diharapkan terpatri dalam kepribadian manusia. Dibuat dari benang yang
diwarnai hitam atau dengan relasi warna yang disebut itom. Warna merah yang berelasi
dengan ‘bara’, dan putih yang sebagaimana aslinya. Motif ulos di patrikin dari
makna hidup alam sekitar. Hidup adalah perjalanan, ke depan adalah tujuan.
Namun dalam menempuh perjalanan itu kadang harus melewati awal keberangkatan,
meninggalkan dan berkeliling. Demikian pula dalam perjalanan hidup harus
memiliki perhitungan, taat asas, aturan dan hukum. Garis lurus pada motif ulos
menggambarkan alur hidup yang lurus, taat hukum.11
Seiring
dengan berjalannya waktu, pemanfaatan kain tenun masyarakat batak mulai
berubah. Disaat pemimpin atau tetua adat mulai menggunakan kain sebagi hadiah
kepada sanak keluarga dalam upacara atau kegiatan adat tertentu. Kegiatan ini
mulai menjadi sarana penyampaian suatu harapan dan doa. Mengikuti hal tersebut,
Ulos mulai memiliki fungsi simbolik bagi Masyarakat Batak. Sebagai kain adat,
pemakaian kain tenun ulospun oleh para kerabat sudah memberi arti. Tentang arti
dan posisi-posisi adat dari seseorang yang menggunakannya. Artinya, ulos itu
pada adat tertentu memberi makan yang tertentu pula sesuai dengan struktur
sosial dan atruan- aturan yang ada di daerah setempat.
Kini Kain Ulos bertahan sebagai atribut identitas Masyarakat Batak. Tidak lagi digunakan sebagai pakaian umum seperti dahulu, namun juga masih digunakan sebagai sarana penyampaian harapan dan doa-doa. Kain tenun Ulos memiliki Ruhut (aturan) yang mengatur tentang Ulos itu sendiri dari Warno ni Ulos (Warnanya Ulos) Ukuran ni Ulos (Ukurannya Ulos) Ragam ni Ulos (Jenis-jenisnya Ulos) Ruhut Pamakke ni Ulos (Aturan sipemakai Ulos)
Sumber : Tim Silalahi Projects & Kerjasama dengan Mahasiswa USU N. Simbolon
0 Komentar